Sebagai pengendara sepeda motor, kita harus selalu siap menghadapi berbagai cuaca. Baik ketika panas terik maupun hujan. Apalagi beberapa tahun belakangan ini perubahan iklim tidak bisa diduga.
Berikut adalah saran untuk bisa tetap melaju ketika hujan turun.
- Jas Hujan. Gunakanlah yang model setelan jas dan celana. Jangan gunakan model ponco karena berpotensi tersangkut dengan kendaraan lain.
- Kurangi Tekanan Angin Ban. Tujuannya agar ban lebih menapak dan mengurangi resiko aquaplaning. Yaitu gejala kehilangan traksi akibat adanya air di atas lintasan.
- Bersihkan Kaca Helm. Agar tetap bisa melihat dengan baik, kaca helm harus bersih. Gantilah kacanya jika terlalu banyak baret yang mengurangi visibilitas. Jangan tutup terlalu rapat untuk menghindari terbentuknya embun di dalam kaca helm. Atau gunakan semprotan anti embun (fogging) yang banyak tersedia di pasaran.
- Lindungi Kaki. Jangan gunakan sandal ketika berkendara. Tetaplah gunakan sepatu. Jika tidak ada sepatu boot, kaki bisa dilindungi dengan cara memakai kantung plastik. Urutannya: kaus kaki, kantung plastik dan sepatu. Yang dilindungi adalah kaki, bukan sepatu.
- Sarung Tangan Bedah. Digunakan untuk menjaga agar tangan tetap kering dan hangat. Urutan pakainya: sarung tangan bedah dipakai sebelum memakai sarung tangan yang biasa dipakai. Biarkan tangan kiri tanpa sarung tangan luar. Sarung tangan bedah bisa digunakan untuk menghapus kaca helm tanpa merusaknya.
- Nyalakan Lampu Besar. Bagi pengendara sepeda motor yang belum dilengkapi dengan fitur AHO (Automatic Headlamp On), jangan lupa untuk menyalakan lampu besar. Tujuannya agar tetap terlihat oleh pengguna jalan lain. Mohon diingat bahwa di jalan raya berlalu aturan tak tertulis: “melihat dan terlihat”, atau to see and to be seen.
- Lampu Hazard. Jika ada, sebaiknya tidak digunakan ketika melaju. Karena akan membingungkan pengguna jalan lainnya. Lampu hazard hanya digunakan ketika berhenti dalam keadaan darurat. Seperti tertuang dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas, pasal 121 ayat 1 yang menyatakan, “Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memasang segitiga pengaman, dan lampu isyarat peringatan bahaya atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat dijalan.”
- Kendalikan Kecepatan. Seringkali jalanan menjadi sepi ketika hujan, karena banyak pengendara yang berteduh. Meskipun demikian, tetaplah kendalikan kecepatan sepeda motor. Karena bahaya tidak bisa diduga.
Dari segala hal teknis tersebut, yang paling penting justru adalah hal non teknis. Yaitu sikap bekendara atau riding attitude. Di luar negeri sudah lama berlaku istilah Responsible Riding, atau berkendara bertanggung jawab.
Contoh berkendara bertanggung jawab adalah:
- Melaju lebih lambat ketika melewati genangan air hujan agar tidak menyiram orang yang ada di tepi jalan.
- Tidak menyalakan lampu jauh atau menyalakan lampu tembak yang menyilaukan bahkan membutakan mata pengendara dari arah berlawanan.
- Memberi tanda lampu sein sebelum pindah lajur atau berbelok.
- Memberi kesempatan kepada kendaraan lain di persimpangan.